![]() |
Si Ular Besi |
Tak ada yg spesial saat itu, saat bangun dari tidur dan bergegas menggapai tangan orang tua, minta doa, bekal dan tentunya uang, hahaha.. Langsung tujuan pertamaku adalah halte kereta api,, (yup,, benar,,halte keretaa api karena d stasiun ini, tak ubahnya sebuah halte bis, yg singgah sebentar, tp berdesak2an penumpang). Waktu sudah tak berpihak, telat bangun membuatku mendapatkan jatah tiket terakhir, dalam hatiku cm bisa berkata, "Untung aku tadi sudah mandi, walaupun mandi ala Joshua (d obok2 doang airnya), yg penting saat antri td, tak ada orang pingsan kalau aku belum mandi apalagi sikat gigi" hahahahaha...
Setelah melewati petugas stasiun (entah petugas apa, aku menyebutnya, petugas corat-coret tiket), pandanganku langsung tertuju pada seseorang, bukan pacar atau sang mantan, tp seorang teman, teman SMA yg sepertinya dia tambah gila saat kuliah d Kota Seni dan Seribu Candi, Jogjakarta (benar apa g ya sebutan ku untuk kota ini??), yg bakal aku kisahkan suatu saat nanti hehehehe...
Lama memang tak bertemu, dandanannya tambah, tambah apa ya? Orang menyebutnya mungkin aneh dan urakan, tp aku menyebutnya KEREN. Sebagai calon seniman, cukup keren, sedangkan aku, cm MANTAN CALON SENIMAN.. hahahaha. Saat berbincang pun, tak rubahnya kedua orang gila yg bertemu dan ngobrol d RSJ Menur, g jelas, g ngarah, dan seenaknya sendiri.
Tak lama, pandanganku tertuju pd seorang teman lain, teman perantauan d kampus, Institut Teknologi Sibuk SEKALI, hehehe.. cm beda jurusan, aku d bagian bangunan kapal, dia d jurusan Teknik Kimia (mungkin seperti koki yg mercik makanan, tp ini bahan2 kimia pembuat bom yg mampu meledakkan Kota Nagasaki dan Hiroshima).
Tak lama, Si Ular Besi pun datang dan meniupkan racun2nya k langit, dan berbunyi "toooooooooeeeeettttttttttt",, saat itu pula aku berlari, bukan pergi menjauh karena takut, tp berlari dan masuk k dalam mencari tempat duduk karena terlalu banyak penumpang hari ini, dg barang bawaannya, mulai dari anak, baju, makanan, minuman, dan ayam...
Benar dugaanku, aku tak dapat tempat duduk, karena harus mengalah dengan seorang nenek,, aku mencari2 lagi. Dan seorang bapak, berkata, "Disini saja, ada yg turun d Kediri". Dengan sabar, akhirnya aku dapatkan tempat duduk itu, seakan mendapat air d padang pasir. Dan saat ku mulai nyaman, tak terasa, ternyata ada ujian yg siap dilaksanakan.

Ujian kali ini benar2 berbeda, tak hanya tentang bagaimana aku menyelesaikan soal2 itu, tp bagaimana aku pertama kali melihat seseorang dari covernya doang... Pelajaran yg sangat berharga dari-Mu yg Kau titipkan pd beliau yg sangat bersahaja...