Senin, 30 April 2012

Sesaat Setelah Karantina 3 Bulan

Batuk akut dan TBC, tidak... Kanker atau AIDS, juga tidak... Bukan terkena penyakit menular, bukan pula sedang mengikuti ajang Indonesian Idol ataupun Penghuni Terakhir... Bukan...
Tp kenapa harus d karantina 3 bulan?
Inilah jawaban sebenar-benarnya dan sesingkat-singkatnya... hehehe

Bermula pada sebuah tugas kampus yaitu OJT (On The Job T..................) http://kritingbloon.blogspot.com/2012/03/ojt-on-job-t.html,, karantina ini harus aku, maaf kami jalani, dan tak tanggung2, karantina harus kami lewati d tempat2 industri. Ada yg d perusahaan membuat kapal, perusahaan inpeksi, perusahaan konstruksi sampai pada karantina d kebun binatang Surabaya..
Kami d karantina, karena bidang kami dengan tempat karantina kami, berbeda sedikit latar belakangnya..

Kebetulan atau sengaja, aku,,, maaf salah lg kami maksudnya, kami memilih perusahaan konstruksi (dulunya), sekarang menjadi perusahaan entah apa, aku lupa.. hahaha. Awal mula, kami seperti tak tahu apa yg harus kami lakukan dsana, secara kami adalah mahasiswa kapal, sedang dsana perusahaan yg bergerak dalam bidang konstruksi. Kami hanya diam, dan tak ada yg kami lakukan, selain membuka laptop, tancapkan modem dan internetan. Mulai dari buka jejaring sosial sampai jejaring laba2..
Kami mulai d kenalkan dg pekerjaan2 dsana, dari yg namanya Conveyor, d ajari cara menghitungnya, mendesainnya, management control nya, hingga merubah etiket,, dan jangan lupa, d minta fotocopy (ini terjadi langsung pd si keriting blo'on). Ah, tak apalah, daripada nganggur dan hanya internetan saja.

Hari ini, kami menyelesaikan karantina itu, ada yg bersorak ada pula yg sedih.. (untuk yg ini, aku tk bisa menceritakannya,, privasi). Laporan pun sudah d selesaikan.. maka sudah antri tugas baru lg untuk kami (Laporan Field Project).

Beberapa d antara kami sempat ngobrol, dan bercanda,, sambil mengingat masa2 d saat kami d karantina dsana. Tak bisa lagi internetan dengan kecepatan download luar biasa (meski kita pakai modem sendiri lho..), tak bisa lagi menipu ibu recepcionist saat ada teman yg telat (bahkan bolos,, padahal ketat lho dsana), tak bisa lagi main PES sama mas2 dan bapak2 dsana saat jam istirahat, atau tak bisa lagi istirahat d pos satpam sambil melihat adu catur dan guyonan dsana,,,

Hari ini, cukup melegakan, karena tugas yg satu selesai, tp hari ini jg mengecewakan, kami semua tk bisa berjabat tangan dan mengucapkan terima kasih pd seseorang yg memberi kami banyak arahan, ilmu dan pengalamannya. Beliau pria yg hebat, (menurut kami),, mampu menempatkan diri dmana saja, mampu mengatur pembicaraannya pd saat yg tepat, topik pembicaraan apa yg harus beliau ambil saat berbicara dg kami dan topik pembicaraan apa yg harus beliau ambil saat berbicara dg atasannya, beliau tahu semua.
Saat dsana ada beberapa kesalahan kami yg trkadang membuat beliau kesal,, (kami harus merevisi pekerjaan yg tk sesuai harapannya,, meski sedikit kesal, tetap kami kerjakan)..

Oh ya,, maaf buat semua, kami merepotkan, kami harus sering2 mengganggu mbak yg lg kerja hanya untuk sekedar print out pekerjaan kami.. atau mas2 dan bapak2 yg dsana harus mnunggu lama pekerjaan kami yg begitu lamban (kalau untuk aku, harus spesial lamban,, maklum, bawaan lemot masih ada).. Satu lagi, terima kasih atas bantuan2 dsana dan ilmunya dan tidak lupa terima kasih atas traktirannya (kalau pas ada yg ultah, sering d traktir,, hahaha)...

Hanya itu mungkin yg ada d pikiranku malam ini,, ^_^

Senin, 23 April 2012

Manusia Terjahat Dalam Hidupku bag. 2

Mungkin alangkah baiknya aku bahas dulu kenapa aku bisa membawa pencukur jenggot saat harus menhadapi PENJAHAT itu...

Entah apa yg ada d benaakku, otakku, dan rambut kriwulku saat itu (meski saat kecil, aku sering potong cepak dan botak alias gundul, g kliatan rambut kriwulku). Mungkin terlalu banyak imajinasi, atau mungkin jg tak ada mainan saat itu, atau mungkin pula kekurangan teman... Lebih baik anda tebak sendiri.. hahaha

Ketika kecil aku memang seperti anak yg telah punya kehidupan/dunia sendiri (yg jelas tdk ngomong sendiri dan tertawa sendiri).. Keadaan fisik yg sedikit lemah d banding teman2 seumurku, membuatku berada dlm kurungan ayam,, ohh kamar maksudku. Bermain sendiri dg semua yg ada, meski itu hanya sebuah Pencukur Jenggot. Aneh, memang... itulah aku, toples pun bs kujadikan mainan, memang tk ada perubahan fisik pd toples itu, tp aku memandangnya bs berbeda dg orang lain. Mungkin karena imajinasiku yg nakal, semua yg wajar bs kulihat dg berbeda (tdk menyombongkan diri, memang begitu adanya).

Seperti hari biasa, kuhabiskan waktu dg mainan2 imajinasiku, dan kalau bosan kuambil pensil, kucoret2 semua yg bs aku coret, termasuk tembok, pintu dan jendela. Entah berapa banyak uang yg harus d sisihkan untuk membeli cat,, hahaha.. Siang yg panas, membuatku bertambah bosan, dan tak kusangka aku temukan benda aneh (Pencukur Jenggot), yg membuatku senang, seakan menemukan harta karun d Mesir. Intinya, ku temukan benda itu, maka semakin banyak mainan imajinasiku.

Lama ku pegang, dan ku pakai sebagai mainan. Aku sendiri lupa, sudah berapa banyak imajinasi yg kuberikan pd benda itu. Tk terasa, ada yg janggal dlm mulutku, tepatnya gigi, terasa ngilu, sakit, dan seperti d paku dg diameter 12mm. Sakit sekali....

Sore pun datang, orang tua menyarankan aku k dokter kandungan, siapa tahu, gigiku mau melahirkan bayi gigi yg baru. Aku menolaknya dg lantang....
Dasar anak kecil, sekali d bujuk, langsung mau saja. Aku d ajak untuk menemani saudara sepupu pergi periksa k Penjahat Mulut. Aku tk mengerti, sebenarnya, sasaran mereka adalah aku. Dan semua terjadi begitu saja, mulutku telah d perawani dokter gigi itu..
Dia memaksaku, mencengkeramku, seakan aku musuhnya, padahal aku hanya anak kecil yg tdk berdaya dan sedikit nakal. Aku kalah, sakit rasanya, aku malu karena tk bs menjaga keperawanan mulutku. Mahkota mulutku hilang satu, mulut d perban, darah keluar, dan aku tk sanggup menahan air mata ku.

Pencukur jenggot gagal membantuku menahan serangan Penjahat itu (Penjahat Tua, Berjenggot Putih), kupikir saat itu aku bs menghilangkan kesaktiannya saat jenggotnya hilang. Ternyata tidak, dia mempengaruhi orang tua ku, agar membantunya memperkosa mulutku.

Trauma memang, dan sejak saat itu ku putuskan tidak semudah itu ku copot mahkota mulutku kepada orang jahat yg tua dan kasar...
"Mungkin itulah salah satu alasan kenapa mahkota ku tdk karuan".... hahahaha

Minggu, 01 April 2012

Manusia Terjahat Dalam Hidupku

Masker, spion kecil (mungkin sekecil permen), pencabut paku (semacam catut dg warna mengkilap) kacamata, jas warna putih (mungkin d cuci dg sekaleng cat putih agar terlihat benar2 putih), sarung tangan, dan jangan lupa seperangkat alat suntik. D meja kerja tertata rapi beberapa mangkok berisi es, kapas dan bius...
Itulah alat yg d gunakan seseorang untuk melakukan kejahatannya terhadap anak kecil seumurku (mungkin aku 17 tahun lalu).

Menolong hanyalah kedoknya saja, sejujurnya dia melakukan tindakan pidana yg terkenal dg sebutan "Kekerasan Terhadap Anak D Bawah Umur". Hahahahaha...
Dialah "Manusia Terjahat Dalam Hidupku" - DOKTER GIGI...

Sebenarnya aku tak membencinya, namun sangat tidak suka kebohongannya, dia bilang padaku bahwa akan d berikan beberapa permen coklat kalau aku mau membuka mulutku. Dan spontan saja, mulut ini terbuka selebar-lebarnya, berharap beberapa butir permen masuk k dalam mulutku. Tp apa yg terjadi, separangkat alat kejahatannya masuk k dalam mulutku dan menuju sasaranny, GIGI.

Aku lawan saja dia, aku berontak, namun apa daya, tenaga ku habis, baterai lemah (sana pake alkaline, aku pake baterai ABC). Yg lebih mengagetkan lagi, "Kenapa kedua orang tuaku ikut2an membela penjahat itu?". "Apakah sudah terkena bujuk rayu dokter itu?". Hingga membiarkan mulut anak kandungnya diobok2 oleh catut mengkilap.Ahhhh,, aku mengalah sambil menyimpan tenaga, saat sudah cukup kukeluarkan sebuah senjata pamungkas, sebuah pencukur jenggot.

Dengan teriakan nada tinggi dan sambil kuteteskan air mata, ku pertahankan keperwanan gigiku,, Senjata itu ku pakai untuk menyerang manusia terjahat dalam hidupku, DOKTER GIGI

Bersambung ke Bangian Kedua